Terkadang mengalah disuatu perselisihan memang diperlukan agar tidak terjadi perpecahan. Namun lebih banyak menderita bathin tatkala kita berada diposisi benar dan kemudian dipojokkan. Terasa sesak menahan rasa sakit dan kecewa.
Entah, sudah kali berapa hal ini terjadi. Tujuan mengalah hanya tidak ingin berimbas pada kebahagiaan anak-anak. Sakit memang, disatu sisi kita harus berupaya bersikap bahagia didepan anak. Disisi lain, juga harus menampakkan sikap bahwa kita sudah menerima kesalahannya dengan lapang dada walaupun hal itu terus berulang.
Terkadang ku bertanya, siapa yang akan memihakku sekarang? Siapa yang akan membelaku ketika keadaan memojokkanku ke sudut yang paling parah? Siapa yang akan membelaiku lembut disaat tangis tertumpah? Semua orang akan menyalahkan keegoisanku pada pekerjaan. Semua akan menyudutkanku karena keputusanku yang telah ku ambil 6 tahun silam.
Tak ada yang bisa ku harapkan. Saatnya memulai langkah ini sendiri. Mencari bahagia sendiri, mencari kehidupan yang mandiri. Sudahlah... Tuhan tau aku mampu. Dia tidak akan pernah mengujiku separah ini jika ku tak sanggup melaluinya. but.... its so hurt, God...!