Setiap orang di dunia ini pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Sebagai manusia yang tak pernah luput dari kesalahan dan kealfaan, tentunya kita harus sesering mungkin bercermin ke dalam diri kita sendiri dan mengoreksi segala kekurangan yang ada.
Begitu banyak aib yang ada pada diri kita, yang bisa jadi tidak kita sadari. Sungguh, jika Allah SWT menampakkan aib-aib kita ke permukaan, tentu kita tak akan mampu mengangkat wajah. Namun selama ini Allah lah yang memiliki kuasa untuk menutupi setiap aib kita.
Seringkali kita lebih banyak menilai atau mengoreksi, bahkan mengumbar aib saudara kita sendiri yang belum tentu aib tersebut melekat padanya. Orang yang lebih suka membuka aib saudaranya sendiri seperti tulang yang menusuk ke dalam daging. Semakin sering kita mengumbar atau membuka aib orang lain, maka semakin keruh dan buta hati kita. Naudzubillah. Padahal jika kita mau melihat dan menelusuri ke dalam diri kita sendiri, bisa jadi aib kita jauh lebih banyak di bandingkan dengan orang yang kita umbar. Jangan sampai kita buta akan aib sendiri, sementara kita lebih sibuk mengoreksi aib orang lain.
Maka mulai saat ini lebih baik koreksilah diri kita sendiri sebelum mengoreksi orang lain. Karena bisa jadi orang yang kita koreksi lebih mulia derajatnya di sisi Allah sebab dia sendiri ternyata selalu sibuk mengoreksi aib dirinya sendiri.
Sabda Rasulullah SAW :
- Beruntunglah orang yang disibukkan oleh aibnya sendiri, sehingga ia tidak sempat mengurus aib orang lain (HR. Al-Bazzar dengan sanad yang hasan)
- Mukmin yang dicintai Allah adalah yang sibuk mencari aib/ kekurangan diri sendiri ketimbang sibuk mencari aib/ kekurangan orang lain.(HR. Muslim)
- Enam perkara yang dapat menghapuskan amal : sibuk dengan aib orang lain, kesat hati, mencintai dunia, sedikit malu, panjang angan-angan, dan menganiaya orang dengan tak henti-hentinya. (HR. Dailami)
- Barangsiapa menutupi kejelekan saudaranya yang Muslim maka Allah akan menutupi kejelekannya besok di Hari Kiamat. Barangsiapa membeberkan kejelekan saudaranya yang Muslim maka Allah akan membeberkan kejelekan-kejelekannya termasuk aib-aib yang terjadi di dalam rumahnya. (HR. Ibnu Majah)
- Orang-orang yang menggunjing dan mendengarkan gunjing adalah serupa dalam dosa. (HR.Ath-Thabrani dengan beberapa perbedaan kata-kata)
Seseorang belum benar-benar beriman selama masih mencela orang lain, sementara dia tidak memulai dari dirinya sendiri. Mulai saat ini mari kita bersihkan cermin yang ada di dalam hati kita, selalu telusuri kesalahan-kesalahan untuk segera kita perbaiki, lembutkan hati dengan memperbanyak taubat dan dzikir. Hanya dengan mengingat Allah, hati akan menjadi tenang.
=Terinspirasi dari Ustadz Rachmat R=