Kalimantan jadi Mantan Kali....?
Menristek Gusti Muhammad Hatta pada kuliah umum di ITB, sabtu lalu....khawatir suatu saat Pulau Kalimantan
akan berubah panggilan menjadi " mantan kali" karena semakin maraknya
penambangan batu bara di wilayah tersebut.... sehingga dikhawatirkan kerusakan lingkungan meluas..... rusaknya hutan yang akan berakibat mengeringnya sungai....
Menurut beliau, saat
ini semakin banyak ijin penambangan batu bara yang diberikan kepada
perusahaan-perusahaan di Kalimantan sehingga dikhawatirkan menyebabkan
kerusakan lingkungan yang meluas.Gusti yang Guru Besar Universitas
Lambung Mangkurat Kalimantan Selatan itu juga menengarai model
penambangan batu bara yang terjadi saat ini mengulang kesalahan yang
sama seperti yang terjadi pada penjualan kayu dari hutan-hutan
Kalimantan.
"Dulu kita menjual kayu-kayu gelondongan begitu saja ke
luar negeri tanpa diolah sehingga kehilangan nilai tambah. Ketika
hutannya sudah habis baru kita sadar kalau salah," kata Gusti yang
sempat menjabat Menteri Lingkungan Hidup itu. Saat ini, lanjut dia,
batu bara pun diekspor begitu saja dalam keadaan mentah ke luar negeri
sehingga Indonesia tidak mendapat nilai tambah. Menurut Gusti,
sebenarnya Indonesia memiliki semua persyaratan yang dibutuhkan untuk
menjadi negara yang perekonomiannya kuat.
Ia memberikan contoh
Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia,
penghasil karet kedua terbanyak di dunia, penghasil nikel ketiga
terbesar di dunia dan tembaga kedua terbesar di dunia. "Tapi semuanya
itu kita kirim ke luar negeri dalam bentuk bahan mentah," ujarnya. Sebaliknya, lanjut dia, industri dalam negeri justru mendatangkan bahan
baku secara impor dari luar negeri. Gusti pun menceritakan pengalamannya
ketika ia baru saja menduduki kursi Menristek. Menurut dia, saat itu
pada awalnya ia berbangga hati karena BUMN seperti PT Pindad dan PT LEN
sudah mampu menghasilkan produk berteknologi tinggi. "Tapi kebanggaan itu berkurang setelah saya tahu bahan baku yang mereka pakai ternyata masih impor," ujarnya.
Karena itu, misi pria kelahiran Banjarmasin 1 September 1952 tersebut
sebagai menristek salah satunya adalah mempertemukan para peneliti
dengan kalangan industri agar bisa bekerjasama menciptakan teknologi
yang sepenuhnya mengandung komponen dalam negeri. PR besar buat pencinta negeri Kalimantan neh....
Sumber : Landspatial Planning
No comments:
Post a Comment