Monday, 30 April 2012

Kalimantan jadi Mantan Kali....?

Menristek Gusti Muhammad Hatta pada kuliah umum di ITB, sabtu lalu....khawatir suatu saat Pulau Kalimantan akan berubah panggilan menjadi " mantan kali" karena semakin maraknya penambangan batu bara di wilayah tersebut.... sehingga dikhawatirkan kerusakan lingkungan meluas..... rusaknya hutan yang akan berakibat mengeringnya sungai....
Menurut beliau, saat ini semakin banyak ijin penambangan batu bara yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan di Kalimantan sehingga dikhawatirkan menyebabkan kerusakan lingkungan yang meluas.Gusti yang Guru Besar Universitas Lambung Mangkurat Kalimantan Selatan itu juga menengarai model penambangan batu bara yang terjadi saat ini mengulang kesalahan yang sama seperti yang terjadi pada penjualan kayu dari hutan-hutan Kalimantan.
"Dulu kita menjual kayu-kayu gelondongan begitu saja ke luar negeri tanpa diolah sehingga kehilangan nilai tambah. Ketika hutannya sudah habis baru kita sadar kalau salah," kata Gusti yang sempat menjabat Menteri Lingkungan Hidup itu. Saat ini, lanjut dia, batu bara pun diekspor begitu saja dalam keadaan mentah ke luar negeri sehingga Indonesia tidak mendapat nilai tambah. Menurut Gusti, sebenarnya Indonesia memiliki semua persyaratan yang dibutuhkan untuk menjadi negara yang perekonomiannya kuat.
Ia memberikan contoh Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia, penghasil karet kedua terbanyak di dunia, penghasil nikel ketiga terbesar di dunia dan tembaga kedua terbesar di dunia. "Tapi semuanya itu kita kirim ke luar negeri dalam bentuk bahan mentah," ujarnya. Sebaliknya, lanjut dia, industri dalam negeri justru mendatangkan bahan baku secara impor dari luar negeri. Gusti pun menceritakan pengalamannya ketika ia baru saja menduduki kursi Menristek. Menurut dia, saat itu pada awalnya ia berbangga hati karena BUMN seperti PT Pindad dan PT LEN sudah mampu menghasilkan produk berteknologi tinggi. "Tapi kebanggaan itu berkurang setelah saya tahu bahan baku yang mereka pakai ternyata masih impor," ujarnya.
Karena itu, misi pria kelahiran Banjarmasin 1 September 1952 tersebut sebagai menristek salah satunya adalah mempertemukan para peneliti dengan kalangan industri agar bisa bekerjasama menciptakan teknologi yang sepenuhnya mengandung komponen dalam negeri. PR besar buat pencinta negeri Kalimantan neh....
Sumber : Landspatial Planning

No comments:

Post a Comment