Friday, 9 November 2012

Memendam Amarah


"Terus memendam amarah sama seperti menggenggam bara panas untuk dilontarkan kepada seseorang, Andalah yang akan terbakar" - Sidharta Gautama



Dalam hidup memang wajar kalau ada peristiwa yang membuat kita marah dan kecewa. Tapi semarah apapun kita, secepatnya kita kendalikan emosi.... jangan biarkan rasa marah, dendam, iri, kesal atau kecewa, baik itu kepada pasangan, teman, rekan kerja atau atasan di kantor bercokol lama di hati kita. Rasa itu hanya akan mengaktifkan hukum tarik menarik, sepertinya kita akan menerima apa yang telah kita perbuat pada diri sendiri.

Mungkin pada saat kita kesal pada pasangan atau ada kawan yang mengingkari janji, lalu kita menyalahkan mereka atas semua kekacauan itu, maka kita akan dihadapkan pada keadaan yang dipersalahkan itu... rasa tidak nyaman apalagi sampai membuat segalanya menjadi sulit, tentu akan berdampak pada diri kita sendiri... 

Jadi apa yang harus kita lakukan...?

IKHLASKAN DAN MAAFKANLAH...
dua kata itu yang akan membuat hati kita akan terasa lebih lega dan ringan dalam menjalani hidup dan tentunya kembali fokus pada tujuan hidup, sehingga kita tidak terbebani penyakit-penyakit hati yang hanya akan menghabiskan energi


"Jika saya mengikhlaskan diri saya, saya kan menjadi yang saya inginkan. Jika saya mengikhlaskan yang saya punya, saya akan menerima apa yang saya butuhkan" - Tao Te Ching


Semoga Tuhan mengaruniai sabar yang tak terbatas dan ikhlas yang tak bertepi untuk kita semua, sehingga apapun rintangan dan cobaan yang dilalui akan terasa lebih ringan.



Terimakasih buat teman yang sudah menghiburku....Anne at www.asianbrain.com....

1 comment:

  1. Pengalaman pribadi ato curhat ni....
    Setuju banget..kadang kita seringkali reaktif terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan buat kita sehingga terkesan emosional, marah, dsb. Tapi jika saja sikap reaktif tadi bisa diganti dg sikap responsif barangkali hasilnya akan jauh lebih baik, karena sikap responsif mengandung energi positif....

    ReplyDelete