Di dekade-dekade akhir abad ke 20, tidak hanya pendekatan
perencanaan strategis saja yang muncul, tapi juga tipe perencanaan ekuiti. Tipe
ini secara progresif mempromosikan kepentingan umum bersama yang lebih besar
(tidak hanya kepentingan satu kelompok saja) sekaligus menentang ketidakadilan
di perkotaan. Perencanaan ekuiti mengikuti pendapat perencanaan advokasi bahwa
akar-akar ketidakadilan sosio-ekonomis perkotaan perlu diatasi, tapi tidak
sependapat bahwa perencana mempunyai tanggung-jawab eksplisit untuk membantu
pihak-pihak yang tidak beruntung. Pengalaman dalam mempraktekkan tipe
perencanaan ini dilaporkan oleh Norman Krumholz[1]
di tahun 1982, yang pernah bertugas sebagai direktur perencanaan Cleveland
(AS), yang mempunyai pengalaman impresif dalam melakukan pemerataan sosial di
sebuah kota industri yang mengalami pertumbuhan yang negatif. Hasil perencanaan
ekuiti dapat saja menjadi satu dengan hasil perencanaan komprehensif atau
perencanaan strategis bila partisipasi “kaum pinggiran” (kelompok minoritas) — yang
memperjuangkan keadilan bagi kelompoknya — telah terwadahi dengan memuaskan.
[1] Dalam artikel yang
berjudul “A Restrospective View of Equity Planning: Cleveland, 1969-1979”, di Journal of the American Planning
Association, Vol. 48, No. 4, 1982 dan juga diterbitkan ulang sebagai Bab 16
dalam buku Campbell, S. dan Fainstain, S. (eds.). 1996.
No comments:
Post a Comment