Masyarakat Indonesia pada tanggal
26 November 2011 dikejutkan dengan berita rubuhnya jembatan Mahakam II
Tenggarong di Kabupaten Kutai Kartanegara. Jembatan ini menghubungkan kota
Tenggarong dengan Kecamatan Tenggarong Seberang menuju ke Kota Samarinda. Jembatan
dengan panjang 710 meter ini rubuh dengan usia hanya 10 tahun sejak diresmikan
tahun 2001.
Sepuluh hari berselang, dua
insiden serupa terjadi di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan dan Kabupaten
Jayawijaya, Wamena. Jembatan Bamba di Kabupaten Pinrang yang baru beroperasi
secara resmi pada 10 november 2011 patah dibagian tengah jembatan dan kemudian
rubuh. Sementara itu jembatan Pikhe Wamena amblas diterjang arus sungai.
Jembatan dengan panjang 800 meter ini memang sudah berumur dan Pemerintah Kabupaten
Jayawijaya saat ini tengah membangun jembatan baru.
Insiden rubuhnya 3 jembatan di
Kutai Kartanegara, Pinrang dan Wamena tidak hanya memutus jalur transportasi
dua daerah, juga memutus rantai distribusi barang dan jasa yang mengakibatkan
kegiatan ekonomi di dua daerah tersebut terhambat, karena infrastruktur
merupakan prasyarat utama pembangunan ekonomi. Menurut Menteri Pekerjaan Umum
Djoko Kirmanto, setiap peningkatan pembangunan infrastruktur sebesar 10% dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 0,4%. Besarnya peran
infrastruktur dalam mendukung perekonomian dimuat dalam Masterplan Percepatan
dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2015. Dari total
investasi sebesar Rp. 4.000 Trilyun untuk mencapai target pembangunan pada
tahun 2025, dana sebesar 1.774 Trilyun dialokasikan pemerintah untuk membangun
infrastruktur, seperti jalan, pelabuhan, energy, bandara, jalur kereta api,
utilitas air, telematika dan lain sebagainya.
Pembangunan infrastruktur untuk
mencapai target 2025 tampaknya memerlukan dana yang sangat besar. Indikasi
investasi dalam MP3EI swasta akan memainkan peranan vital sebagai investor
utama. Besarnya peran swasta bagi pembangunan infrastruktur merupakan angin
segar, karena selama ini Belanja infrastruktur pemerintah yang berasal dari
dana APBN tidak dapat berbuat banyak dalam membangun infrastruktur dasar dalam
negeri. Sebagian besar dana yang dikeluarkan pemerintah hanya dihabiskan untuk
merawat infrastruktur yang ada. Itupun
hanya menghasilkan infrastruktur yang berkualitas rendah dan tidak mampu
bertahan dalam waktu yang panjang.
No comments:
Post a Comment