Beberapa hari yang lalu, di klinik yang terkenal di Yogya, semua Dokter kebingungan karena ada seorang pemuda asal SOLO bernama RIF'AT SUNGKAR yang menderita sakit perut. Pemuda itu dibawa ke klinik oleh orangtuanya setelah 2 hari menderita DIARE. Sudah bermacam obat sakit perut yang diberikan kepada pemuda itu, namun DIARE tidak kunjung sembuh.
Kemudian orangtua pemuda tersebut ditanya oleh Dokter, "makanan apa yang dimakan oleh pemuda tersebut selama 2 hari ini..?" Orangtu anak itu kebingungan, karena sejak anaknya DIARE, pemuda tersebut tak mau makan, dia hanya minum susu putih, itu pun muntah.
Setelah diperiksa, ternyata sebelum menderita DIARE, malam tersebut pemuda itu makan Kangkung Tumis di Restoran bersama oramgtuanya. Dokter segera melakukan X-RAY, ternyata di dalam usus RIF'AT telah berkembang biak LINTAH dengan anaknya yang kecil-kecil.
Dokter menyerah dan menyatakan tidak sanggup mengambil tindakan medis apapun. Akhirnya pemuda malang itu pun MENINGGAL DUNIA. Setelah diperiksa ulang, ternyata Lintah itu sebelumnya berada di dalam Batang Kangkung yang besar. Memang, untuk penggemar kangkung tumis, yang paling enak adalah BATANGNYA. Lintah yang berada di dalam batang kangkung itu tidak akan mati walau dimasak selama 20 menit, apalagi untuk kangkung tumis proses memasaknya tidak terlalu lama agar menghasilkan rasa kangkung yang sedap. Lintah hanya akan MATI jika DI BAKAR. Di dalam usus pemuda tadi, lintah hanya butuh waktu 1 - 2 hari untuk berkembang biak.
Jika ada keluarga/teman2 yang mengalami hal tersebut, lakukan tindakan dengan memberi minum air Rendaman Tembakau (bisa diambil dari rokok kretek) biasanya lintah "akan keluar dan dalam keadaan mati. Kabarkan kepada teman, sahabat, kleuarga, atau siapapun yang anda kenal
Ini kisah nyata di Yogyakarta !!
Jangan di remehkan
Dan disarankan bila anda memasak kangkung, Harap belah batangnya
Semoga Bermanfaat
sumber : http://aimarspotlight.blogspot.com
Padahal batang kangkung paling enak klu ga dibelah tp resikonya bikin bulu merinding hehehe
ReplyDeletesebaiknya klo dah tau, belah dulu mas...hehe
ReplyDeleteDari gaya penulisannya ini biasanya HOAX mbak.
ReplyDeleteintinya kita mesti waspada dg apa yg kita konsumsi, mas ben...
ReplyDeleteKalo mencermati cerita ini, kita bisa menelaah
ReplyDeletedengan sangat logis bahwa ini cuman hoax.
1. Saat kita mencuci sayur, katakanlah lintah
masih hidup, maka pada proses pemasakan
mestinya lintah bisa mati. Beberapa yang bisa
menyebabkannya antara lain dengan
pemanasan (coba aja deh cari lintah trus masak
kayak kita bikin tumis, mati gak? – ps: yang ini
pertanyaan beneran, aku blom coba, jadi kalo
ada teman2 yang tau faktanya tambahin info di
komen yaah…).
Kalo toh dengan pemanasan lintah tetep gak
mati, coba masukin garam ke “tumis lintah”
tadi. Lah wong dalam suhu normal ajah lintah
kalo dikasi garam langsung keluar semua cairan
tubuhnya and mati, ya gak sih? Emang kalo kita
masak nggak pake garam? Hambar banget kale…
2. Gusti Alloh menciptakan manusia dengan
“system pertahanan” yang Subhanalloh
sempurna. Let say, lintah tadi super kuat. Ndak
mati ama pemanasan. Tapi tahan gak dia ama
asam lambung kita yang super duper kuat tuh?
Nah kan! Kalo pingin baca lebih detail tentang
asam lambung & HCl, coba klik link yang saya
kasi dibawah nanti, ada nukilan sedikit nih:
“Concentrated hydrochloric acid (fuming
hydrochloric acid) forms acidic mists. Both the
mist and the solution have a corrosive effect on
human tissue, with the potential to damage
respiratory organs, eyes, skin, and intestines.”
So, dengan barrier ini insyaAlloh lintahnya koit
deh!
3. Trus kebohongan yang lain lagi, dokter
melakukan rontgen dan bisa melihat dalam
usus tadi lintah sudah berkembang biak.
Hayuuk deh, kalo lintah, cacing dan soft masses
alias massa lunak lainnya, kalo di rontgen itu
susah kale dapet gambarannya. Dokter yang
ceradas nggak akan pake X-ray untuk liat cacing/
lintah dalam perut.
4. Yang trakir, yang nulis cerita juga O’on.
Lintah gak Cuma mati kalo dibakar. Kasi aja
garem, mati dah tuh lintah. Tau knapa? Karna
garam lebih hiperosmoler, makanya cairan
tubuh si lintah pada keluar, ya udah, mati tuh…
fiuuhh…
5. Yang trakhir yang paling berbahaya, minum
air rendaman tembakau apalagi yang diambil
dari rendaman rokok kretek… masyaAlloh,
sepertinya bukan cuman lintahnya yang akan
keluar dalam keadaan mati, manusianya juga
bakal mati kali. Link ini yang dibaca untuk
menerangkan bahaya tembakau/nikotin:
http://en.wikipedia.org/wiki/Nicotine_poisoning;
http://www.scribd.com/doc/59175935/Kumpulan-
Membuat-Pupuk-Cair; http://oketips.com/6036/
tips-berkebun-7-manfaat-tembakau-untuk-
tanaman/
See, It’s totally toxic, beracun!!!
Anyway, smua itu dari penalaran yang logis dari
pengetahuan yang aku punya. So, mungkin saya
yang kurang ilmu, maka browsing-lah saya
untuk mencari fakta dan re-fresh ilmu yang dah
lama tenggelam. And you know what? Sampe
saya nulis ini saya belum nemuin jurnal medis
yang menguatkan cerita tersebut. Cerita tersebut
Cuma tersebar di blog2, thread2 diskusi online,
dan tak satupun yang bisa kutemukan
pembenaran secara ilmiah, even itu cuman
sebuah case study. Nothing.
Yang bikin saya sedih juga sih, ternyata hoax ini
pun ditampilkan ama media seseorang yang
berprofesi medis [sengaja tidak ditampilkan
link-nya demi menghormati sejawat dari negeri
seberang tersebut], juga disebarin di grup BBM
medis, hikshiks… come on ;(
Btw, anyway, busway..
Smoga dengan tulisan ini bisa membantu
menjernihkan dan meluruskan informasi yang
tidak tepat. Jika ada teman2 yang mengetahui
fakta2 terkait hoax tersebut silahkan di-share di
komen, dengan begitu kita bisa saling belajar
untuk menemukan kebenaran.
Wallahu’alam bishawab … ;)
Thank mr/mrs anonim.. Moga ini menjadi jawaban bagi banyak pertanyaan orang2 ya.. Btw... Kita seyogyanya selalu waspada dgn apa yg kita konsumsi. Piss!
ReplyDelete