Tuesday 15 April 2014

Tentang Kamu Semua Indah

Senyum yang selalu terbayang di pelupuk anganku itu adalah kamu.Wajah lugu yang selalu hadir dipembaringan mimpi itu ya kamu. Getaran rindu yang selalu ku rasakan mesra itu ya bersamamu. Suara manja yang selalu ku dengar indah dan damai itu suaramu.
 
Di setiap perhatianmu semua mampu kurasakan begitu berwarna dengan kasih sayang yang utuh. Hatiku dapat merasakanya dengan penuh kerinduan di sini.
 
Ku ingin langkahku kan terus berjalan bersamamu walau terkadang hanya sebagai bayangan saat hadirmu tak ku jumpai di sini. Ketika kuharus tetap setia untukmu,  karena hanya bersamamu hatiku  merasakan arti sebuah cinta dan kasih sayang yang sesunguhnya.
 
Bersamamu yang kulalui semua indah. Tanpamu hidupku tiada gairah. karena kaulah kekuatan untuk pertahanan dalam setiap langkah yang ku tuju.
 
 
 
-Chealse on March- 
 
 
 

Friday 11 April 2014

Anak Kecil Penjual Kue

Seorang pemuda yang sedang lapar pergi menuju restoran jalanan dan iapun menyantap makanan yang telah  dipesan. Saat pemuda itu makan datanglah seorang anak kecil laki-laki menjajakan kue kepada pemuda tersebut, "Pak mau beli kue, Pak?" Dengan ramah pemuda yang sedang makan menjawab : "Tidak, saya sedang makan". Anak kecil tersebut tidaklah berputus asa dengan tawaran pertama. Ia tawarkan lagi kue setelah pemuda itu  selesai makan, pemuda tersebut menjawab "Tidak dek saya sudah kenyang".
 
Setelah pemuda itu membayar ke kasir dan beranjak pergi dari warung kaki lima, anak kecil penjaja kue tidak menyerah dengan usahanya yang sudah hampir seharian menjajakan kue buatan bunda. Mungkin anak kecil ini berpikir "Saya coba lagi tawarkan kue ini kepada bapak itu, siapa tahu kue ini dijadikan oleh-oleh buat orang dirumah".
 
Ini adalah sebuah usaha yang gigih membantu ibunda untuk menyambung kehidupan yang serba pas-pasan ini. Saat pemuda tadi beranjak pergi dari warung tersebut anak kecil penjaja kue menawarkan ketiga kali kue dagangan. "Pak mau beli kue saya?", pemuda yang ditawarkan jadi risih juga untuk menolak yang ketiga kalinya, kemudian ia keluarkan uang Rp 1.500,- dari dompet dan ia berikan sebagai sedekah saja. "Dik ini uang saya kasih, kuenya nggak usah saya ambil, anggap saja ini sedekahan dari saya buat  adik".
 
Lalu uang yang diberikan pemuda itu ia ambil dan diberikan kepada pengemis yang sedang meminta-minta. Pemuda tadi jadi bingung, lho ini anak dikasih uang kok malah dikasihkan kepada orang lain. "Kenapa kamu berikan uang tersebut, kenapa tidak kamu ambil?".
 
Anak kecil penjaja kue tersenyum lugu menjawab, "Saya sudah berjanji sama ibu di rumah, ingin menjualkan kue buatan ibu, bukan jadi pengemis, dan saya akan bangga pulang ke rumah bertemu ibu kalau kue buatan ibu terjual habis. Dan uang yang saya berikan kepada ibu hasil usaha kerja keras saya. Ibu saya tidak suka saya jadi pengemis".
 
Pemuda tadi jadi terkagum dengan kata-kata yang diucapkan anak kecil penjaja kue yang masih sangat kecil buat ukuran seorang anak yang sudah punya etos kerja bahwa "kerja itu adalah sebuah kehormatan", kalau dia tidak sukses bekerja menjajakan kue, ia berpikir kehormatan kerja di hadapan ibunya mempunyai nilai yang kurang. Suatu pantangan bagi ibunya, bila anaknya menjadi pengemis, ia ingin setiap ia pulang ke rumah melihat ibu tersenyum menyambut kedatangannya dan senyuman bunda yang tulus ia balas dengan kerja yang terbaik dan menghasilkan uang.
 
Kemudian pemuda tadi memborong semua kue yang dijajakan lelaki kecil, bukan karena ia kasihan, bukan karena ia lapar tapi karena prinsip yang dimiliki oleh anak kecil itu "kerja adalah sebuah kehormatan", ia akan mendapatkan uang kalau ia sudah bekerja dengan baik.


#Sekecil apapun profesi, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh#

Thursday 10 April 2014

I still Love You

Mungkin bukan aku saja yang mampu merasakan bagaimana menghadapi sebuah kepahitan di antara kerinduan. Ketika harus ku rasakan berada di antara dua pilihan yang sangat tidak pernah ku inginkan hadir dalam hidupku. Berulang kali rasa muram bergelayut menyumbat aksaraku dalam ketiadaberdayaanku... 

Lelah... terkadang menjamah.. 

Rindu seringnya jua hadir merayu. Emosi dan ego seketika beriringan menyorak dalam luahan kata benci. Namun dibalik itu semua hati kecil ini masih mampu bertahan dengan kekuatan sebuah rasa yang sempurna dan seolah hanya dia yang mampu menghalangi pelarianku lari dari kenyataan hidup. Apapun itu dia tetap terindah ketika kenangan menyapa dan hadir membasuh luka di jiwa. Seribu aksara benciku musnah dengan satu kata hati...aku tetap sayang padamu.