Beberapa waktu lalu, karena beberapa alasan dan beberapa pertanyaan yang bisa ku jawab dengan mudah, Alhamdulillah, akhirnya dengan tak terduga ku mendapat perjalanan gratis ke Thailand. Sebenarnya tujuannya hanya ke negeri gajah itu, tapi perjalanan yang ku tempuh harus melalui negeri Johor, Kuala Lumpur dan Penang. setelah itu baru menyebarang ke Thailand Selatan. Capek deh..
|
Tampang capek... |
Thailand Selatan merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Karena perjalanan yang cukup jauh, aku hanya sampai di Hatyai, yang merupakan ibukota provinsi Songkla. Kota ini cukup ramai, mungkin bisa dibilang sebagai kota bisnis di wilayah ini. Tetapi disamping itu, kota ini juga menampilkan pesona lain, yaitu :
- Makanan, mungkin karena letaknya sangat dekat dengan Malaysia maka makanannya pun rada-rada ber-taste melayu. Disini cukup banyak rumah makan yang menawarkan selera melayu, tidak sulit. rumah makan padang pun ada. InsyaAllah halal.
- Alam yang indah, terutama pantai. Kemarin sempat berkunjung ke pantai Samilla. Pantainya sungguh -sungguh sangat indah, ada patung putri duyungnya. Didepan pantai ini ada dua pulau, yaitu pulau tikus dan pulau kucing. Mungkin pantai yang ku injak ini namanya pulau anjing kali ya? hehe...
- Tempat-tempat menarik lainnya seperti ice dome, prince of songkla university, wat kuil Budha, Landmark patung Bodhisattva kuan yin, kios-kios souvenir yang banyak tersebar di pusat kota dan lain sebagainya.
|
Ngerti ga bahasanya? |
|
At Ice Dome of Hatyai |
|
Memandang pulau tikus dan pulau kucing |
|
Salah satu sudut pantai Samilla |
|
Patung Putri Duyung |
Namun dari pesona-pesona tersebut, ada satu hal yang menjadi pikiran dalam benakku, sepanjang jalan yang kudapati hanya tulisan-tulisan tagalog yang tak ku mengerti, sangat jarang sekali ada tulisan yang menggunakan bahasa inggris maupun melayu, bahkan penjual souvenir pun hanya bisa berdialog dengan bahasa tarzan dan kalkulator... waduuh... disamping itu, kabel-kabel listrik sepertinya belum sempat dibenahi, beberapa ku lihat bahkan menggantung hingga hampir menyentuh tanah. Beda sangat dengan kotaku, Tanjung. Kabel-kabel listrik dipasang rapi disepanjang jalan, tetapi listriknya selalu mati... hehe... ironis!
No comments:
Post a Comment