Saturday, 15 December 2012

Kenapa dengan Bulan Safar?


Bagi orang Banjar, bulan Safar dianggap sebagai bulan sial, bulan panas, bulan diturunkannya bala dan bulan yang harus diwaspadai keberadaannya. Karena pada bulan ini, segala penyakit, racun dan hal-hal yang berbau magis memiliki kekuatan yang lebih dibanding bulan-bulan sebelumnya. Dalam anggapan masyarakat, kesialan bulan Safar akan semakin meningkat jika ketemu dengan "Arba Musta'Mir"...hmmm...

Dulu, Tetua kampungku pernah bilang kalo dibulan safar kita harus mawas diri, banyak-banyak berdoa dan hati-hati. Mereka bilang, biasanya racun-racun atau wisa banyak dilepas pemiliknya. Jika makan di warung, biasakan sisakan sedikit saja, karena sifat racun itu tidak mau dimakan. Jika mau keluar rumah, baca shalawat dan ayat kursi. Maklum, aku hidup di pedalaman Kalimantan yang masih mempercayai hal-hal begitu. Kepercayaan tersebut masih berlaku pada saat aku minta kawin..(hehe....), para tetua adat melarangku melakukan pernikahan dibulan ini untuk menghindari kesialan katanya. ya sudahlah... kawinnya batal hari, batal orang... hehe... (bikin penasaran ya?)

Ada kebiasaan bagi orang kami untuk melakukan hal-hal tertentu dalam melewati hari-hari dibulan ini, misalnya (1). Shalat sunnah mutlak disertai doa tolak bala; (2) Selamatan kampung; (3) Mandi safar untuk membuang sial, penyakit atau hal-hal yang tidak baik; (4) Pantang melakukan perjalanan jauh dan hal-hal lain, seperti membangun rumah, memulai bisnis dan lain sebagainya.

Namun, setelah membaca ribuan kitab, mempelajari tulisan dan mendengar cerita orang, ternyata setiap bulan itu baik, termasuk bulan safar. kenapa ?
  1. Nabi Muhammad SAW melangsungkan pernikahan dengan Siti Khadijah binti Khuwalid pada bulan Safar
  2. Perang Wudan (Abwa) merupakan perang pertama Rasulullah untuk menentang kekufuran terjadi pada bulan Safar
  3. Pelantikan Abd. Rahman Al Ghafiqiy sebagai gubernur Andalusia (Spanyol) juga dilangsungkan pada bulan Safar
  4. Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, seorang ulama besar Kalimantan dilahirkan pada bulan Safar

so, bulan Safar tidak selalu identik dengan bulan kejelekan atau bulan kesialan. Karena Al-Quran dalam Surah At-Taubah : 51 dengan tegas menyatakan bahwa : "Katakanlah (wahai Muhammad), tidak sekali-kali akan menimpa kami sesuatupun melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung yang menyelamatkan kami dan kepada Allah jualah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakkal". Jadi jika pun tertimpa musibah, maka ucapkanlah "Innalilahi wa inaaillaihi raaji'un". Tapi apapun itu, memang tidak hanya pada bulan Safar kita harus mawas diri, berserah diri, dan bertawakal, bulan-bulan yang lainpun sebaiknya juga begitu.. iya ga?



No comments:

Post a Comment